The Great Competition
Ada satu pengalaman yang cukup berharga untuk dibagikan. kisah ini sebenarnya bermula sejak tahun 2018, namun karena memang manusia penuh alpa dan khilaf, aku baru menyadari hal ini di awal tahun 2020.
.
Sebut saja ia adalah Fulanah, seorang teman yang acap kali membelikan sepotong kue atau sekadar membayar ongkos transportasi umum yang kami gunakan bersama. menyenangkan sekali bukan? Alhamdulillah biidznillah tidak pernah terbesit untuk memanfaatkan dia walaupun aku adalah seorang pecinta gratisan (HAHAHA, mayoritas dari kita begitu bukan?). satu hal yang terekam baik oleh memori pendek ini adalah, kesan bahwa dia seorang yang mungkin berkecukupan dan dia adalah seseorang yang sangat baik serta loyal. semua itu berjalan sejak tahun 2018 hingga saat ini.
.
Kala itu, di penghujung tahun 2019, aku dan Fulanah menghadiri mabit di salah satu masjid di daerah Cibinong yang diinisiasikan oleh komunitas regional Cibinong. Qodarullah hanya Fulanah yang berkesempatan hadir untuk mabit bersama. Ba'da isya, ia memintaku untuk menemaninya membeli makanan. aku mengiyakan ajakannya tanpa membawa uang sepeser pun (karena aku kira tidak akan membeli makanan hahahaha). dan sesampainya di minimarket, malah aku yang membeli makanan dan tentu saja meminjam uang Fulanah dulu.
.
"Gue bayar nanti ya?" tanyaku.
"Santai aja sih. Gampang," pungkasnya.
.
sesampainya di masjid, aku mengambil uang untuk mengganti uangnya yang aku pinjam. dengan segera dia menolak dan berkata bahwa aku tidak usah membayar. Enak kan punya teman seperti itu?
.
Ketika petasan dan kembang api riuh rendah mencemari langit yang mendung, tiba-tiba aku terpikir, "Jangan-jangan dia lagi bikin ladang pahalanya sendiri dengan suka kasih hadiah-hadiah gitu? Fastabiqul khairat, berlomba-lomba dalam kebaikan. Iya, pasti dia udah nyadar sama perlombaan ini. Gue udah ketinggalan jauh nih,"
.
Paginya, ketika kami dalam perjalanan pulang, aku berkata padanya, "Gue ya yang bayarin ongkos lu,"
"Enggak, gue aja,"
"Enggak enggak. gantian dong"
tapi ketika transportasi umum yang kami naiki berhenti di tempat yang kami tuju, dia langsung keluar dan membayar ongkos kami berdua.
"Yah lu yang dapet pahalanya dong," gerutuku yang dibalas tawa olehnya.
---
Ya, fastabiqul khairat. Sadar atau tidak, kita sedang berada pada satu kompetisi tentang siapa yang lebih banyak menoreh tinta emas kebaikan untuk mengharap ridho-Nya. kadang, kita yang terlalu terlena dengan kemewahan dunia sehingga melupakan kompetisi yang sesungguhnya.
.
Berbuat baik itu bukan hanya tentang memberi uang. Jauh lebih luas dari itu. Berbuat baik tidak menuntut kita untuk mengeluarkan materi di luar batas kemampuan kita. Dengan memberi catatan kajian yang kita catat kepada teman yang tidak hadir, berperan aktif dan bertanggung jawab penuh atas amanah yang kita pikul di pundak yang rapuh, atau bahkan sekecil menebar senyuman dan memberi salam kepada orang yang tidak kita kenal.
.
Banyak titik poin dalam kompetisi ini yang kadang kita lewatkan. Titik poin tersebut terlalu bias untuk dilihat karena diri yang terlalu alpa untuk mengingat sedang berada dalam sebuah kompetisi.
.
Jika kita berlari sendiri dalam kompetisi ini, tentu akan sangat melelahkan bukan?
Maka pintalah kepada Sang Maha Pemberi untuk selalu diberikan kekuatan dan kelapangan hati untuk selalu memintal kebaikan hingga menjadi pakaian kebanggaan di hari Akhir nanti.
Maka carilah lingkaran yang sama-sama berkompetisi untuk meraih ridho-Nya, saling membahu, merakit tangga menuju surga-Nya
.
Duhai diri, Allah tidak memaksamu untuk berbuat sesuatu di luar batas kemampuanmu. Maka, maksimalkan hal-hal yang Allah titipkan padamu. Walau mungkin kau tidak menjadi hamba yang bersih tanpa noda, tapi pastikan dirimu tidak menyesal karena mengsia-siakan rahmat-Nya.
-----
وَلِكُلٍّ وِّجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِ ۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
"Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 148)
-----
Barakallahu fiik :)
Komentar
Posting Komentar